///kursor///

Selasa, 03 April 2012

Meneladani Khalifah Abu Bakar As Siddiq

Abu Bakar As Siddiq adalah anak dari keluarga kaya dari Banu Taym suku Quraysh. Ayahnya Uthman Abu Quhafa panggilannya Abu Quhafa dan ibunya adalah Salma Umm-ul-Khair panggilannya Umm-ul-Khair. Beberapa nama panggilan Abu Bakar As Siddiq adalah : Abdullah ibn Abi Quhafa, Uthman ibn Aamir, Assiddiq (selalu membenarkan), Attique (nama lain Ka'bah), Abdul Ka'bah, Shaikh Akbar, Companion of the Cave, Companion of the Tomb. Bakar sendiri artinya adalah dini atau awal.

Abu Bakar As Siddiq tumbuh dan besar di Mekah dan tidak pernah keluar dari Mekah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Beliau memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian yang sangat menarik, memiliki kebaikan yang sangat banyak, dan sering melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu Dughunnah, sesungguhnya engkau selalu menyambung tali kasih dan keluarga, bicaramu selalu benar, dan kau menanggung banyak kesulitan, kau bantu orang-orang yang menderita dan kau hormati tamu.

Abu Bakar As Siddiq telah banyak jasanya terhadap Islam dan Ummatnya. Antaranya beliau telah ikut bersama Nabi s.a.w. berhijrah ke Madinah, dan beliau telah berjaya menyelamatkan Negara Islam dari kehancuran desebabkan ramai yang telah berpaling tadah dan memberontak, setelah mereka mengetahui Nabi Muhammad S.A.W. telah wafat.

Abu Bakar As Siddiq juga telah berjasa besar dalam mengumpulkan ayat-ayat al-Quran, yang pada mulanya ditulis dipelepah kurma, tulang-tulang, kulit-kulit, dan ramai pula yang menghafalnya. Pengumpulan kitab suci al-Quran disusun demikian rupa sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dizaman hayat Nabi S.A.W.

Abu Bakar As Siddiq telah menghantar tentara Islam memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang enggan membayar zakat, dan memerangi nabi-nabi palsu.

Beliau juga telah berjaya mengajak ummat manusia ke jalah Allah dan terhadap mereka yang enggan diberikan pilihan, jika tak mahu masuk Islam mereka masih juga dilindungi dengan membayar sedikit cukai perlindungan (jizyah), jika masih enggan juga maka mereka seperti ini terpaksalah ditindak (diperangi).

Meskipun demikian sebelumnya Abu Bakar As Siddiq terlebih dahulu menasihati tentara Islam mengikut jejak amal perbuatan yang dilakukan oleh Nabi s.a.w. antara lain beliau berpesan :

"Wahai tentara semuanya, perhatikanlah ! Jangan menipu atau membohongi orang lain. Jangan menganiaya atau menyiksa orang. Jangan membunuh orang-orang tua, anak-anak atau orang perempuan.

Jangan membakar pohon kurma. Jangan menebang pohon buah-buahan yang lain. Jangan menyembelih kambing atau sapi atau unta kecuali untuk makanan yang dimestikan.

Satu ketika kamu akan sampai ke tempat-tempat orang yang telah meninggalkan keduniaan, mereka masuk kedalam biara-biara untuk mengasingkan diri dari masyarakat ramai, jangan kamu sampai mengganggu mereka. Biarkanlah mereka beribadah mengikut kepercayaan mereka."

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang bermaksud : "Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampau batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas." (Quran, 2: 190)

Berkat usaha gigih dan diikuti dengan ajaran Islam yang benar dan adil terhadap siapa saja, maka pengaruh Islam tambah luas sehingga kerajaan Rome dan Parsi dapat dikuasai.

Khalifah Abubakar bin Abi Quhafah dengan gelaran Abubakar Assiddiq, telah memerintah selama 2 tahun 3 bulan, dengan pemerintah pusatnya di Madinah.

Beliau wafat pada 22hb Ogos 634 M. dalam usia 63 tahun, disebabkan mengidap demam panas selama 15 hari. Dikebumikan berhampiran dengan tanah perkubuaran Nabi s.a.w. di Madinah.

Beberapa hal yang patut kita teladani dari kepribadian Abu Bakar sebagai pemimpin. Dalam sambutannya beliau mengatakan:
1. ”Ayyuhannas qad wulliitu ‘alikum (wahai umat manusia, tuan-tuan telah sepakat memilihku sebagai khalifah, untuk memegang ulil amri/memimpin tampuk pemerintahan),” tetapi ketahuilah, “wa lastu bikhayrikum (aku ini bukanlah yang terbaik dari kalian”).
Akhlak yang tawadhu’ ditanamkannya di dalam dirinya, walaupun ia memegang suatu kedudukan yang tertinggi, menggantikan rasulullah saw. Kesadaran bahwa dirinya yang terpilih dan bukan berarti yang yang terbaik ini sangat penting karena akan membuat seseorang berjiwa besar dan terbuka dengan segala macam saran dan kritik yang membangun dan membawa kemaslahatan.
2. “Wa in ahsantu fa’a`iinuuniiy (maka apabila aku berlaku baik dalam melaksanakan tugasku, bantulah aku)”.Kalau aku berada dalam garis yang benar, berbuat baik, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang disepakati, bantulah aku untuk mengembangkan dan melaksanakan tindakan yang benar itu.
Akhlak yang kedua inilah yang ditanamkannya ketika dia menjadi khalifaturrasulillah saw. Di dalam dirinya, sebelum dia meminta bantuan kepada umat pendukungnya. Terlebih dahulu ia harus berada dalam garis amaliah yang benar, melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan hukum dan keadilan.
3. “Wa ini asa’tu faqawwimuuniiy (tetapi jika aku bertindak salah, betulkanlah)”.Kalau saudara sekalian melihat dalam perjalanan kebijaksanaanku nanti menyimpang dari garis yang benar, jangan biarkan aku terus menyeleweng, luruskan aku.
Khalifah Abu Bakar tidak ingin umatnya menjadi seperti kambing, tetapi ia menghendaki umatnya manusia yang baik, yang melihat tindakan yang tidak lurus segera mencegahnya untuk kebahagiaan bangsa dan umat, agar umat senantiasa di dalam garis yang benar.
4. “Ash-shidqu amaanah wal-kidzbu khiyaanah (berkata jujur adalah amanah, berkata bohong adalah khianat)”.Berkata benar dan berbuat benar, berkata jujur dan berbuat jujur adalah amanah dari Allah swt Bukan amanah dari manusia; Dan amanah dari Allah lebih tinggi dari pada amanah manusia.
Akhlak ini adalah baik untuk dirinya sebagai pemimpin, sebagai khalifah –kepala Negara—maupun untuk seluruh rakyatnya.
Akhlak yang ditanamkan Abu Bakar pada waktu itu kepada dirinya: berkata tidak benar, berkata tidak jujur, berbuat tidak benar dan bertindak tidak jujur, adalah khianat kepada Allah swt. Bukan semata-mata berkhianat kepada manusia, akan tetapi hakikatnya mengkhianati Allah Rabbul ‘Alamin.
5. “Addha`iifu fiikum qawiyyun `indiiy hattaa ‘urji`a ilaihi haqqahu insya Allah (siapa saja yang lemah diantaramu akan kuat bagiku, sampai aku dapat mengembalikan haknya, insya Allah)”.
Di antara saudara sekalian tentu terdapat orang yang lemah, orang yang dhaif, mungkin karena kemiskinannya dia lemah, tidak punya backing ia lemah dan teraniaya, orang yang demikian itu kata Abu Bakar, di sisiku ia adalah kuat, aku sendiri yang akan mempertahankan hak orang yang lemah itu. Jangan sampai dia dipermainkan oleh orang lain, kalau orang mencoba mempermainkan hak orang yang lemah itu, maka ia akan langsung akan berhadapan dengan aku sendiri, Insya Allah, kata Abu Bakar.
6. “Wal qawiiyu minkum dha`iifun `indiiy hattaa akhadzu minhu insya Allah (siapa saja yang kuat di antara kamu akan lemah berhadapan dengan aku, sampai aku kembalikan hak orang lain yang dipegangnya, insya Allah)”.
Mengambalikan hak orang lain. Di antara saudara sekalian tentu banyak orang yang kuat, mungkin karena hartanya, karena kedudukannya, karena kekuasaanya menjadi kuat. Dan dia sebenarnya orang yang lemah di sisiku sehingga haknya kupegang agar ia jangan berbuat sewenang-wenang dengan kekuatannya di tengah-tengah masyarakat.
7. “Athii`uuniiy maa ‘atha`tullaha wa rasuulahu (ta’atlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasul-Nya)”.Ta’at kepada pimpinan karena Allah. Kepada saudaraku sekalian taatillah aku, selama aku masih mentatai Allah dan mentaati rasul-Nya.

8. ”Fain ashaitullah wa rasuulahu fa laa thaa`ata lii `alaikum (apabila aku tidak ta’at lagi kepada Allah dan rasul-Nya, maka tidak ada wajib ta’atmu kepada aku)”. Hilanglah wajib ta’at kalau aku tidak lagi berada di atas garis Allah swt. Tidak lagi mentaati perintah Allah dan tidak lagi mentatai perintah rasul-Nya, maka tidak ada lagi kewajiban bagi saudara sekalian untuk taat kepadaku sebagai Khalifah. Begitu kata abu Bakar yang jujur dan tidak pernah berdusta.

# Artikel ini disusun dari beberapa Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...